Senin, 04 Oktober 2010

HUBUNGAN PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK

HUBUNGAN PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor utama yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Faktor- faktor yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM), antara lain adalah faktor kesehatan dan faktor gizi.

Sebagai usaha memenuhi peningkatan gizi tersebut pertama-tama anak sekolah perlu diberi pengetahuan tentang pemenuhan gizi yaitu manfaat makanan bagi tubuh, manfaat makan tercakup dalam tri guna makanan yang meliputi antara lain:

1) Memberi tenaga agar dapat belajar dengan baik dan melakukan aktivitas lain seperti olahraga, membuat kerajinan tangan dan praktek kerja secara optimal,

2) Membangun agar anak tumbuh serta lincah dan pintar, dan

3) Mengatur dan melindungi badan agar tidak mudah sakit. (Depkes RI Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat, 2001:1).

Pada usia sekolah banyak faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan mental dan jasmani. Salah satunya adalah masalah gizi, jalan untuk menempuh perbaikan gizi anak agar prestasi belajar tidak terganggu salah satunya yaitu dengan perbaikan pola makan dikeluarga.

1.2 Rumusan masalah

Anak sekolah sedang dalam masa pertumbuhan, sehingga keseimbangan gizinya harus diperhatikan. Kebiasaan jajan anak perlu mendapat perhatian, karena anak-anak cenderung menyukai makanan jajanan yang berharga murah dan miskin gizinya. Peran orang tua, terutama ibu untuk mengarahkan anak dalam pemilihan makanan jajanan cukup besar.

1.3 Tujuan penelitian

Umum : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tentang ada tidaknya hubungan pemenuhan gizi dengan prestasi belajar anak.

Khusus : memberikan pengetahuan atau gambaran kepada para orang tua dalam pemenuhan gizi anak untuk bisa lebih diperhatikan lagi.


1.4 Kegunaan penelitian

· Teoritis :

Dijelaskan, beberapa zat gizi berperan dalam kerja otak, seperti asam aspartat yang terdapat pada kacang, kentang, telur, gandum. Kolin yang terdapat pada telur, hati, kedelai. Asam glutamat terdapat pada terigu dan kentang. Fenilalanin terdapat pada kedelai, almond, telur dan daging. Triptofan terdapat pada telur, daging, susu skim, pisang, susu, keju, serta, zat gizi tirosin yang banyak terdapat pada susu, daging, ikan, dan kacang-kacangan.

"Otak memerlukan glukosa, asam amino, lemak, vitamin dan mineral, yang diperoleh dari makanan. Bila kekurangan atau kelebihan akan berdampak pada sistem saraf," kata Tinuk.

Dicontohkan, asam lemak esensial (omega oil) mempengaruhi fungsi otak berupa perilaku dan mood, kognitif, pergerakan, dan sensasi pada anak. Kekurangan asam lemak omega 3 menimbulkan masalah penglihatan, belajar, motivasi, serta motorik.
Kekurangan omega 6 berdampak pada produksi neurotransmiter dan kemampuan sel saraf menggunakan glukosa. Sedangkan kekurangan zat besi menimbulkan gangguan pada selaput otak yang menyebabkan pendengaran terganggu, bicara terlambat, perilaku anak berubah dan penglihatan terganggu. Tinuk menegaskan, kecukupan gizi hendaknya dimulai dari masa kehamilan (janin).

· Praktisi :

Gizi yang seimbang meningkatkan ketrampilan anak. Menjadikan anak menjadi anak yang sehat antara lain ditandai dengan aktif, ceria, memiliki selera makan yang baik serta bisa bermain den belajar. Tumbuh kembang anak menjadi lebih baik.


HUBUNGAN PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK

HUBUNGAN PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor utama yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Faktor- faktor yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM), antara lain adalah faktor kesehatan dan faktor gizi.

Sebagai usaha memenuhi peningkatan gizi tersebut pertama-tama anak sekolah perlu diberi pengetahuan tentang pemenuhan gizi yaitu manfaat makanan bagi tubuh, manfaat makan tercakup dalam tri guna makanan yang meliputi antara lain:

1) Memberi tenaga agar dapat belajar dengan baik dan melakukan aktivitas lain seperti olahraga, membuat kerajinan tangan dan praktek kerja secara optimal,

2) Membangun agar anak tumbuh serta lincah dan pintar, dan

3) Mengatur dan melindungi badan agar tidak mudah sakit. (Depkes RI Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat, 2001:1).

Pada usia sekolah banyak faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan mental dan jasmani. Salah satunya adalah masalah gizi, jalan untuk menempuh perbaikan gizi anak agar prestasi belajar tidak terganggu salah satunya yaitu dengan perbaikan pola makan dikeluarga.

1.2 Rumusan masalah

Anak sekolah sedang dalam masa pertumbuhan, sehingga keseimbangan gizinya harus diperhatikan. Kebiasaan jajan anak perlu mendapat perhatian, karena anak-anak cenderung menyukai makanan jajanan yang berharga murah dan miskin gizinya. Peran orang tua, terutama ibu untuk mengarahkan anak dalam pemilihan makanan jajanan cukup besar.

1.3 Tujuan penelitian

Umum : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tentang ada tidaknya hubungan pemenuhan gizi dengan prestasi belajar anak.

Khusus : memberikan pengetahuan atau gambaran kepada para orang tua dalam pemenuhan gizi anak untuk bisa lebih diperhatikan lagi.


1.4 Kegunaan penelitian

· Teoritis :

Dijelaskan, beberapa zat gizi berperan dalam kerja otak, seperti asam aspartat yang terdapat pada kacang, kentang, telur, gandum. Kolin yang terdapat pada telur, hati, kedelai. Asam glutamat terdapat pada terigu dan kentang. Fenilalanin terdapat pada kedelai, almond, telur dan daging. Triptofan terdapat pada telur, daging, susu skim, pisang, susu, keju, serta, zat gizi tirosin yang banyak terdapat pada susu, daging, ikan, dan kacang-kacangan.

"Otak memerlukan glukosa, asam amino, lemak, vitamin dan mineral, yang diperoleh dari makanan. Bila kekurangan atau kelebihan akan berdampak pada sistem saraf," kata Tinuk.

Dicontohkan, asam lemak esensial (omega oil) mempengaruhi fungsi otak berupa perilaku dan mood, kognitif, pergerakan, dan sensasi pada anak. Kekurangan asam lemak omega 3 menimbulkan masalah penglihatan, belajar, motivasi, serta motorik.
Kekurangan omega 6 berdampak pada produksi neurotransmiter dan kemampuan sel saraf menggunakan glukosa. Sedangkan kekurangan zat besi menimbulkan gangguan pada selaput otak yang menyebabkan pendengaran terganggu, bicara terlambat, perilaku anak berubah dan penglihatan terganggu. Tinuk menegaskan, kecukupan gizi hendaknya dimulai dari masa kehamilan (janin).

· Praktisi :

Gizi yang seimbang meningkatkan ketrampilan anak. Menjadikan anak menjadi anak yang sehat antara lain ditandai dengan aktif, ceria, memiliki selera makan yang baik serta bisa bermain den belajar. Tumbuh kembang anak menjadi lebih baik.

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN RELAKSASI DENGAN PENURUNAN NYERI PERSALINAN PRIMIGRAVIDA INPARTU KALA 1

DI R.S ELIZABETH KABUPATEN SITUBONDO

ERVAN DARYANTO

NIM : 01.08.012

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

DIAN HUSADA

MOJOKERTO

2010

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN RELAKSASI DENGAN PENURUNAN NYERI PERSALINAN PRIMIGRAVIDA INPARTU KALA 1

DI R.S ELIZABETH KABUPATEN SITUBONDO

ERVAN DARYANTO

NIM : 01.08.012

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

DIAN HUSADA

MOJOKERTO

2010

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini ;

Nama : ERVAN DARYANTO

NIM : 01.08.012

Tempat tanggal lahir : Situbondo, 21 Februari 1990

Institusi : STIKES Dian Husada Mojokerto Prodi S1 Keperawatan

Menyatakan bahwa proposal “Hubungan Relaksasi Dengan Penurunan Nyeri Persalinan Primigravida Inpartu Kala 1 di R.S Elizabeth Kabupaten Situbondo” adalah bukan proposal orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan saya buat dengan sebenar – benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi akademis.

Mojokerto April 2010

Ervan daryanto

NIM 01.08.012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah – Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul “ Hubungan Relaksasi Dengan Penurunan Rasa Nyeri Persalinan Primigravida Inpartu Kala 1 di R.S Elizabeth Kabupaten Situbondo

Dengan terselesainya proposal ini penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada :

1. Bapak Yulianto, S. Kep. Ners selaku direktur utama STIKES DIAN HUSADA MOJOKERTO

2. Bapak soetomo, S. Kep. Ners selaku Kaprodi S1 Keperawatan STIKES DIAN HUSADA MOJOKERTO

3. R.S Elizabeth Kabupaten Situbondo

4. Bunda, Ayah dan adikku yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual

5. Rekan – rekan yang membantu terselesainya proposal ini

Akhirnya penulis menyadari bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca khususnya.

Penulis berharap semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu Keperawatan

Mojokerto April 2010

Penulis


DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................. i

Halaman Pernyataan ......................................................................................... ii

Kata Pengantar ................................................................................................. iii

Daftar Isi .......................................................................................................... v

Daftar Tabel ..................................................................................................... ix

Daftar Gambar ................................................................................................. x

Daftar Lampiran ............................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................ 5

1.3.1 Tujuan Umum ........................................................... 5

1.3.2 Tujuan Khusus .......................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................. 5

1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan .......................................... 5

1.4.2 Bagi Responden ........................................................ 6

1.4.3 Bagi Ilmu Kebidanan ................................................ 6

1.4.4 Bagi Peneliti Yang Akan Datang .............................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Relaksasi....................................................... 7

2.1.1 Definisi Relaksasi ...................................................... 7

2.1.2 Macam – Macam Teknik

Relaksasi ( Pernapasan ) ............................................ 7

2.1.3 Waktu Yang Tepat Untuk

Menggunakan Teknik Relaksasi ................................ 8

2.1.4 Proses Fisiologis Relaksasi ........................................ 8

2.1.5 Manfaat Teknik Relaksasi ......................................... 9

2.1.6 Efek Relaksasi Terhadap Fungsi Tubuh .................... 9

2.2 Konsep Dasar Nyeri ............................................................ 9

2.2.1 Definisi Nyeri ......................................................... 9

2.2.2 Fisiologis Nyeri Persalinan ..................................... 10

2.2.3 Faktor – Faktor Fisik Yang

Mempengaruhi Rasa Nyeri Pada Persalinan ........... 11

2.2.4 Klasifikasi Nyeri ..................................................... 11

2.2.5 Skala Nyeri ............................................................ 14

2.2.6 Untuk Mengetahui Tingkat Nyeri

Skala Dikategorikan .............................................. 15

2.2.7 Penatalaksananaan Nyeri ........................................ 15

2.2.8 Definisi Penurunan Nyeri ....................................... 17

2.3 Konsep Dasar Persalinan .................................................... 17

2.3.1 Definisi Persalinan .................................................. 17

2.3.2 Penyebab Persalinan ............................................... 18

2.3.3 Mekanisme Persalinan ............................................. 19

2.4 Konsep Dasar Primigravida……………………………….. 22

2.4.1 Definisi ................................................................... 22

2.5 Konsep dasar Inpartu........................................................... 23

2.5.1 Definisi ................................................................... 23

2.5.2 Tanda – Tanda Inpartu ........................................... 23

2.5.3 Faktor Yang Mempengaruhi Inpartu ...................... 23

2.6 Konsep Dasar Kala I .......................................................... 24

2.6.1 Definisi ................................................................... 24

BAB III KERANGKA KONSEP

2.7 Kerangka Konsep ............................................................... 25

2.8 Hipotesa ............................................................................. 27

BAB IV Metode Penelitian

3.1 Desain Penelitian ................................................................ 28

3.2 Kerangka Kerja ................................................................... 28

3.3 Sampling Desain ................................................................. 30

3.3.1 Populasi penelitian .................................................. 30

3.3.2 Sampel .................................................................... 30

3.3.3 Sampling ................................................................. 31

3.4 Identifikasi Variabel ........................................................... 31

3.5 Definisi Operasional ........................................................... 32

3.6 Pengumpulan dan Analisa Data .......................................... 34

3.6.1 Pengumpulan Data................................................... 34

3.7 Etika Penelitian ................................................................... 36

3.8 Keterbatasan ....................................................................... 37

Daftar Pustaka ............................................................................................. 38

Lampiran


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Nyeri Akut dengan Nyeri Kronis……………………13


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skala Wajah Wong – Bakers Untuk Mengukur Nyeri…………14

Gambar 2.2 Skala Pengukuran Nyeri ( Ellen, 2000 )………………………..14

Gambar 2.3 Kerangka konsep hubungan relaksasi dengan penurunan rasa nyeri

persalinan primigravida inpartu kala 1........................................25

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Hubungan Relaksasi dengan Penurunan Nyeri Persalinan Primigravida Inpartu Kala 1…………………...……29


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat pengantar studi pendahuluan..............................................39

Lampiran 2 : Surat balasan studi pendahuluan..................................................40

Lampiran 3 : Permohonan menjadi responden..................................................41

Lampiran 4 : Pernyataan menjadi responden....................................................42

Lampiran 5 : Lembar observasi.........................................................................43

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu faktor yang mempengaruhi jalannya persalinan adalah nyeri persalinan, dimana dengan meningkatnya perasaan nyeri, ibu – ibu selalu meminta agar persalinannya dipercepat dan ingin diberikan obat penghilang rasa sakit dan sebagaian lagi ingin agar dilakukan operasi. Sebagian penolong persalinan beranggapan bahwa rasa nyeri timbul karena ketakutan menghadapi persalinan atau dari pengaruh sosial, budaya, dan faktor emosi. Sehingga telah banyak usaha dilakukan untuk menghilangkan rasa nyeri dan rasa takutnya. Menghilangkan rasa nyeri selama berlangsungnya proses persalinan merupakan suatu topik yang menarik sejak adanya beradapan manusia. Nyeri selama melahirkan sudah merupakan suatu kodrat bagi kaum wanita ( Harianto ( 2009 ). Nyeri Persalinan.WWW/http:google.com.net id ). Fenomena di Kabupaten Situbondo banyak ibu – ibu bersalin yang mengalami nyeri saat menjelang persalinan, salah satu cara untuk menurunkan nyeri mereka menggunakan teknik relaksasi, setelah menggunakan teknik tersebut tingkatan nyerinya dapat menurun kurang lebih 1 – 3 ( nyeri ringan ) tapi bagi ibu – ibu yang tidak menggunakan teknik relaksasi tingkatan nyerinya bisa mencapai 7 – 9 ( nyeri berat ). Alasan mereka menggunakan teknik relaksasi karena menurut mereka teknik tersebut sangat mudah dan tidak perlu biaya. Dan teknik relaksasi merupakan usaha yang turun – temurun yang sudah digunakan ibu – ibu bersalin terdahulu. Mereka meyakini bahwa teknik ini sangat berkhasiat. Biarpun sekarang sudah banyak obat – obatan untuk mengurangi rasa nyeri, tetapi mereka tetap menggunakan teknik relaksasi, itu merupakan suatu kepercayaan dari mereka.

Berdasarkan pendapat Steer ( 2000 ), relaksasi adalah metode pengendalian nyeri nonfarmakologi yang paling sering digunakan di Inggris. Steer melaporkan bahwa 34 % ibu menggunakan teknik relaksasi ( Cristine, 2006 : 337 ). Sampai akhir 2007, jumlah ibu bersalin di Indonesia diperkirakan mencapai 4.620.400 orang atau sekitar 3 % dari jumlah penduduk Indonesia, hampir semuanya mengalami nyeri saat persalinan, 80 % ibu bersalin di Indonesia menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan nyeri 19 % lainnya tidak menngunakan teknik relaksasi ( DepKes ( 2006 ). Prevalensi Nyeri Persalinan di Indonesia.WWW/http:google.com.net id ). LB3KIA Di Jawa Timur selama tahun 2006 melaporkan terjadi 640.271 persalinan hampir semua ibu bersalin juga mengalami rasa nyeri, 77 % ibu bersalin di Jawa Timur juga menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan nyeri, 22 % tidak menggunakan teknik relaksasi. LB3KIA di Kabupaten Situbondo tahun 2006, jumlah ibu bersalin mencapai 87 %, mereka semua merasakan nyeri saat persalinan, dari 60 % ibu bersalin menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan nyeri dan 27 % ibu bersalin tidak menggunakan teknik relaksasi. Setelah melakukan studi pendahuluan di R.S Elizabeth Kabupaten Situbondo melalui studi dokumen pada bulan Oktober 2009, terdapat 6 ibu primigravida inpartu kala 1 mengalami rasa nyeri, 4 ibu primigravida inpartu kala 1 ( 66,66 % ) menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan nyeri, tingkatan nyerinya dapat menurun kurang lebih 1 – 3 ( nyeri ringan ), sedangkan 2 ibu primigravida inpartu kala 1 ( 33,33 % ) tidak menggunakan teknik relaksasi, tingkatan nyerinya dapat mencapai 7 – 9 ( nyeri berat )

Kontraksi uterus pada saat persalinan menimbulkan nyeri akibat terjadinya hipoksia atau anoksia dari otot – otot uterus, peregangan servik, penekanan pada ganglia saraf plexus fraken hauser yang berdekatan dengan servik dan vagina, penekanan pada tuba, ovarium, dan peritoneum, peregangan pada ligamentum penyangga uterus serta distensi otot – otot dasar panggul serta perineum. Nyeri yang terjadi dapat mempengaruhi kondisi ibu berupa kelelahan, rasa takut, khawatir, dan kekurangan cairan yang akhirnya dapat mempengaruhi proses persalinan dan mempunyai efek yang kurang baik terhadap janin. Dengan makin bertambahnya baik volume maupun frekuensi kontraksi uterus, nyeri yang dirasakan akan semakin tambah berat ( Harianto ( 2009 ). Nyeri Persalinan.WWW/http:google.com.net id ). Teori yang menyongkong penggunaan relaksasi selama persalinan terletak pada fisiologis Sistem Saraf Otonom ( SSO ). SSO adalah bagian dari system saraf perifer yang mempertahankan homeostasis dalam lingkungan internal individu, sehingga fungsi ini jarang mencapai tingkat kesadaran dan bila pun ada, hanya sedikit control volunter. Dalam keadaan tertekan atau potensial menimbulkan stress komponen simpatis SSO bekerja dengan meningkatkan suplai darah, dan karenanya oksigenasi dan fungsi pada organ tersebut mungkin diperlukan, demikian juga peningkatan fungsi struktur ( Rosemary, 2004 : 150 ). Pada saat fase relaksasi maka nyeri tidak terlewati sehingga penderita dapat beristirahat sejenak ( Harianto ( 2009 ). Nyeri Persalinan.WWW/http:google.com.net id ).

Agar semua ibu primigravida saat inpartu dapat melakukan teknik relaksasi untuk menurunkan nyeri saat persalinan, maka perlu diberikan Healt Education ( HE ) sejak ibu masih hamil, tentang pengertian relaksasi saat menjelang persalinan, teknik atau cara – cara relaksasi untuk menurunkan nyeri saat ibu inpartu, manfaat teknik relaksasi serta beri kesempatan pada ibu hamil untuk memeragakan atau menerapkan teknik relaksasi tersebut sampai benar dan tepat, selanjutnya anjurkan pada ibu untuk memakainya apabila ibu merasa nyeri saat inpartu ( menjelang persalinan )

1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan relaksasi dengan penurunan nyeri persalinan primigravida inpartu kala 1 di R.S Elizabeth Kabupaten Situbondo ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan relaksasi dengan penurunan nyeri persalinan primigravida inpartu kala 1 di R.S Elizabeth Kabupaten Situbondo

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi relaksasi di R.S Elizabeth Kabupaten Situbondo

2. Mengidentifikasi penurunan nyeri persalinan primigravida inpartu kala1 di R.S Elizabeth Kabupaten Situbondo

3. Menganalisa hubungan relaksasi dengan penurunan nyeri persalinan primigravida inpartu kala 1 di R.S Elizabeth Kabupaten Situbondo

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil peneliti ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk mengembangkan ilmu dan teori kebidanan serta sebagai data atau informasi untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan relaksasi dengan penurunan nyeri persalinan primigravida inpartu kala 1

1.4.2 Bagi Responden

Memberikan informasi pada responden bahwa pemberian teknik relaksasi juga penting diterapkan pada ibu inpartu untuk menurunkan nyeri.

1.4.3 Bagi Peneliti Yang Akan Datang

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan khususnya ilmu kebidanan yaitu tentang teknik relaksasi pada ibu primigravida inpartu kala 1


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Relaksasi

2.1.1 Definisi Relaksasi

Relaksasi adalah metode pengendalian nyeri bukan farmakologi yang

memberikan wanita masukan terbesar ( Rosemary, 2004 : 149 )

Relaksasi adalah menghembuskan napas perlahan – lahan dengan tujuan merileksasikan otot – otot yany tegang. ( Anas, 2007 : 63 )

2.1.2 Macam – Macam Teknik Relaksasi ( Pernapasan )

1. Pernapasan Dalam

Ketika menarik napas bagian paru – paru paling bawah terisi dengan udara

dan tulang rusuk terbawah mengembang keluar dan keatas. Ini terasa seperti akhir dari desah napas panjang dan diikuti dengan pelepasan secara perlahan.

2. Pernapasan Ringan

Ketika menarik napas bagian paru – paru atas terisi dengan udara, sehingga puncak dada dan bahu akan terangkat dan mengembang. Napas harus cepat dan pendek dengan bibir sedikit membuka. Tarik napas melalui tenggorokan. Setelah sepuluh kali tarikan napas lalu ambil napas panjang. Tingkat pernapasan ini digunakan pada kontraksi yang keras


3. Pernapasan “ Featherlight “( Pernapasan Pendek )

Metode paling mudah dan bermanfaat adalah terengah – engah. Metode ini

mengambil napas pendek dan menyerupai seekor anjing menjulur – julurkan lidahnya. Anggap napas anjing berbunyi “ Ngap, Ngap, Lepaskan “. Anda akan diminta bernapas seperti ini pada tahap transisi untuk menghentikan mengejan sebelum servik membuka sepenuhnya. Ketika bernapas pendek dan cepat, diafragma berkontraksi dan mengendor secara cepat, ini mencegah untuk mengejan. Pernapasan jenis ini juga bermanfaat selama merasakan sakit akibat kontraksi yang tidak akan dirasakan setelah mengeluarkan napas. Agar tidak terlalu terengah – engah. Anda harus mempraktekkan metode ini sebanyak 10 – 15 kali dan kemudian menahan napas sampai lima hitungan ( Harianto ( 2009 ). Nyeri Persalinan.WWW/http:google.com.net id ).

2.1.3 Waktu Yang Tepat Untuk Menggunakan Teknik Relaksasi

1. Jika wanita tampak mengalami distress oleh kontraksi

2. Ketika wanita belum menguasai suatu teknik untuk berhadapan dengan nyeri persalian ( Penny Simkin, 2005 : 211 )

2.1.4 Proses Fisiologis Relaksasi

relaksasi selama persalinan terletak pada fisiologis Sistem Saraf Otonom

( SSO ). SSO adalah bagian dari system saraf perifer yang mempertahankan homeostasis dalam lingkungan internal individu, sehingga fungsi ini jarang mencapai tingkat kesadaran dan bila pun ada, hanya sedikit control volunter. Dalam keadaan tertekan atau potensial menimbulkan stress komponen simpatis SSO bekerja dengan meningkatkan suplai darah, dan karenanya oksigenasi dan fungsi pada organ tersebut mungkin diperlukan, demikian juga peningkatan fungsi struktur ( Rosemary, 2004 : 150 ).

2.1.5 Manfaat Teknik Relaksasi

1. Bernapas yang dilakukan dalam pola berirama bersifat menenangkan

2. Dapat mendorong pelepasan ketegangan dan menimbulkan perasaan sejahtera

3. Perilaku menenangkan diri sendiri yang berirama dapat meredakan reaksi korteks otak, membuat wanita berada dalam suasana perasaan yang lebih naluriah ( Penny, 2005 : 211 )

2.1.6 Efek Relaksasi Terhadap Fungsi Tubuh

1. Penurunan tekanan darah, nadi, dan frekuensi pernapasan

2. Penurunan otot yang tegang

3. Penurunan konsumsi oksigen oleh tubuh

4. Meningkatnya kemampuan konsentrasi

5. Menurunnya perhatian terhadap stimulasi lingkungan ( Anas, 2007 : 64 )

2.2 Konsep Dasar Nyeri

2.2.9 Definisi Nyeri

Menurut “ The International Associat Ion For The Study Of Pain “ nyeri adalah suatu pengalaman perasaan dan emosi yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan sebenarnya ataupun yang potensial daripada jaringan ( Harianto ( 2009 ). Nyeri Persalinan.WWW/http:google.com.net id ).

2.2.10 Fisiologis Nyeri Persalinan

Nyeri pada persalinan ada 2 macam :

1. Nyeri Rahim – Mulut Rahim

Adalah perasaan subjektif, terdapat pada kala 1 persalinan. Sejalan dengan

meningkatnya kontraksi rahim yang menyebabkan teregangnya bagian bawah rahim terjadinya pembukaan mulut rahim dan iskemia otot rahim secara progresif, sehingga meningkat pula rasa nyeri. Nyeri paling hebat dirasakan pada fase akhir persalinan ketika pembukaan mulut rahim dan kekuatan kontraksi rahim mencapai maksimal.

2. Nyeri Perineal

Terdapat pada kala II persalinan dan saat melahirkan, sebagai akibat meregangnya jaringan vagina, vulva, dan perineum ( Harianto ( 2009 ). Nyeri Persalinan.WWW/http:google.com.net id ). Rangsangan nyeri persalinan disalurkan melalui dua jalur utama.Serabut saraf sensorik rahim dan mulut rahim berjalan bersama saraf simpatis rahim memasuki sumsum tulang belakang melalui saraf torakal 10 – 11 – 12. Karena itu nyeri rahim terutama dirasakan pada dermatom torakal 10, 11, dan 12. Nyeri perineal disalurkan melalui persarafan sensorik nervus pundensus yang memasuki susunan saraf pusat melalui persarafan sacral 2, 3 dan 4. Karena itu nyeri perineal dirasakan pada dermatom sacral 2, 3 dan 4. Rangsangan nyeri pada persalinan juga mempengaruhi susunan saraf otonom, system kardiovaskuler, pernapasan, dan otot rangka. Rasa nyeri pada alat – alat tubuh didaerah pelvis, terutama pada daerah traktus genitalia interna disalurkan melalui susunan saraf simpatik menyebabkan kontraksi dan vasokontriksi. Sebaliknya saraf parasimpatif mencegah kontraksi dan menyebabkan vasodilatasi. Oleh karena itu efeknya terhadap uterus yaitu bahwa simpatik menjaga tonus uterus, sedangkan saraf parasimpatik mencegah kontraksi uterus, jadi menghambat tonus uterus. Pengaruh dari kedua jenis persarafan ini menyebabkan terjadinya kontraksi uterus yang intermitten. Rangkaian susunan saraf simpatik daerah pelvik terdiri dari tiga rangkaian, yaitu rantai sakralis, pleksus haemorhoidalis superior, dan pleksus hipogast rika superior ( Harianto ( 2009 ). Nyeri Persalinan.WWW/http:google.com.net id ).

2.2.11 Faktor – Faktor Fisik Yang Mempengaruhi Rasa Nyeri Pada Persalinan

1. Intensitas dan lamanya kontraksi rahim

2. Besarnya pembukaan mulut rahim

3. Regangan jalan lahir bagian bawah

4. Umur

5. Paritas

6. Besarnya janin

7. Keadaan umum pasien

( Harianto ( 2009 ). Nyeri Persalinan.WWW/http:google.com.net id ).

2.2.12 Klasifikasi Nyeri

1. Nyeri Akut

Nyeri akut adalah rasa nyeri yang timbul bila terjadi kerusakan jaringan tubuh atau keadaaan ketika individu mengalami atau melaporkan adanya rasa ketidaknyamaan yang hebat atau sensasi yang tidak menyenangkan. Nyeri ini akan hilang setelah penyembuhan luka seperti semula. Nyeri akut mudah dikenal karena selalu diikuti oleh aktifitas saraf otonom yaitu berupa :takikardi, pucat, hipertensi, keringat dingin, dan midriasis. Gejala ini sama seperti orang yang sedang mengalami ketakutan. Nyeri akut paling baik diobati dengan mengetahui serta menghilangkan penyebabnya. Secara simtomatis, nyeri dapat dihilangkan dengan pemberian

obat analgesik, baik dari golongan narkotik ataupun dari golongan non narkotik

2. Nyeri Kronik

Nyeri kronik adalah nyeri yang menetap walaupun kerusakan jaringan sudah sembuh, atau nyeri yang menetap yang sukar diterangkan penyebab atau keadaan seorang individu mengalami nyeri yang menetap atau intermiten. Secara simtomatis, nyeri dapat dihilangkan dengan pemberian obat analgesik, baik dari golongan narkotik ataupun dari golongan non narkotik. Biasanya tidak disertai dengan tanda-tanda aktifitas saraf atonom dan biasanya dikuti dengan perobahan jiwa dan tingkah laku, bahkan tidak jarang disertai dengan gejala kecemasan, ketakutan, putus asa, gangguan tidur, gangguan nafsu makan, dan libido berkurang sehingga sering menyebabkan berat badan menurun. Oleh sebab itu pengelolaan nyeri kronik bukan saja harus berdasarkan pada pemeriksaan fisik guna mengetahui ada tidaknya kerusakan jaringan yang merupakan penyebab rasa nyeri, tapi beberapa faktor lain berupa gangguan jiwa, latar belakang sosial dan ekonomi perlu perhatian besar ( Harianto ( 2009 ). Nyeri Persalinan.WWW/http:google.com.net id ).

· Perbedaan Respon Fisiologis Nyeri Akut dan Kronis

Nyeri Akut

Nyeri Kronis

Intensitas ringan sampai berat

Respon saraf simpatis

· Peningkatan nadi

· Peningkatan denyut jantung

· Peningkatan tekanan darah

· Diaforesis

· Dilatasi pupil

Nyeri berhubungan dengan kerusakan jaringan, atau proses penyembuhan

Klein tampak cemas dan lemas

Menyatakan nyeri

Muncul perilaku nyeri seperti : menangis, memegangi daerah yang sakit, mengusap daerah yang sakit

Intensitas ringan sampai berat

Respon saraf parasimpatis :

· Tanda vital normal

· Kulit kering dan hangat

· Pupil normal atau berdilatasi

Nyeri timbul terus – menerus hingga sembuh

Klien tampak depresi dan menarik diri

Tidak menyatakan nyeri kecuali ditanya

Perilaku nyeri tidak nyeri

Tabel 2.1 Perbedaan Nyeri Akut dengan Nyeri Kronis ( Anas, 2007 : 14)

2.2.13 Skala Nyeri

nyeri 1

Gambar 2.1 Skala Wajah Wong – Bakers Untuk Mengukur Nyeri ( Anas,

2007:27)

Skala Intensitas Nyeri Deskriptif Sederhana
















Tidak ada Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Nyeri sangat berat

nyeri

Skala Intensitas Nyeri Numerik 0 - 10

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Skala Analog Visual

Tidak ada nyeri Nyeri sangat hebat

Gambar 2.2 Skala Pengukuran Nyeri ( Ellen, 2000 )

2.2.14 Untuk Mengetahui Tingkat Nyeri, Skala Dikategorikan Sebagai Berikut :

1. Skala 0 : Tidak ada nyeri

2. Skala 1 - 3 : Nyeri ringan

Secara objektif klien dapat berkomunikasi dengan baik dengan jelas, tindakan manual dirasa sangat membantu

3. Skala 4 - 6 : Nyeri sedang

Secara objektif klien dapat mengikuti perintah dengan baik, reaksi

terhadap tindakan,dapat mendeskripsikan dan menunjukan lokasi nyeri

dengan jelas, mendesis, menyeringai.

4. Skala 7 – 9 : Nyeri berat

Skala objektif klien terkadang tidak mengikuti perintah tetapi masih responsive terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri tetapi tidak dapat mendiskripsikannya, tidak dapat diatur untuk alih posisi,nafas panjang, dan alih perhatian

5. Skala 10 : Nyeri sangat berat (panik/tidak terkontrol)

Secara objektif klien tidak dapat berkomunikasi dengan baik, berteriak histeris, tidak dapat mengikuti perintah lagi, menarik apa saja yang tergapai, dan tidak dapat menunjukkan lokasi nyeri (Ellen,2000)

2.2.7 Penatalaksananaan Nyeri

1. Farmakologi

1) Analgesik narkotik

(1) Butorfanol

(2) Fentanil sitrat

(3) Hidromorfon hidroklorid

(4) Meperidin hidroklorid

(5) Metilmorfin fosfat

(6) Morfin sulfat

(7) Propoxifen napsilat

2) NSAIDs

(1) Asetaminofen

(2) Asam asetilsalisilat ( aspirin )

(3) Ibuprofen

(4) Piroksisam

3) Analgesik Adjuvan

(1) Amitriptilin

(2) Klorpromazin

(3) Diazepam

(4) Hidrozin

2. Nonfarmakologi

1) Masase Kulit

2) Kompres

3) Imobilisasi

4) Distraksi

5) Relaksasi

6) Sentuhan Terapeutik


2.2.8 Definisi Penurunan Nyeri

Penurunan nyeri adalah perasaan sakit dan emosi yang tidak menyenangkan yang dirasakan oleh ibu bersalin dalam bentuk ibu tidak nyeri ,nyeri ringan, nyeri sedang, nyeri berat, nyeri sangat berat.

2.3 Konsep Dasar Persalinan

2.3.1 Definisi Persalinan

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001).

Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001).

Pesalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2001).

Pesalinan normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri,tanpa alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam melalui jalan lahir

Persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu :

1. Kala I : Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase : Fase Laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan Fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 cm sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering selama Fase aktif.

2. Kala II : Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.

3. Kala III : Dimulai segera setelah lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

4. Kala IV : Dimulai saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.

2.3.2 Penyebab Persalinan

Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti atau jelas. Terdapat beberapa teori antara lain : (Rustam Muchtar, 1998).

1. Penurunan kadar progesteron :

Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya Estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar Progesteron dan Estrogen di da;lam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar Progesteron menurun sehingga timbul his.

2. Teori oxytocin :

Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim.

3. Keregangan otot-otot :

Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.

4. Pengaruh janin :

Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan oleh karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.

5. Teori Prostaglandin :

Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, disangka menjadi salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaab menunjukkan bahwa Prostaglandin F2 dan E2 yang diberikan secara intra vena, intra dan extraamnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga di sokong dengan adanya kadar Prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibu hamilsebelum melahirkan atau selama persalinan.

2.3.3 Mekanisme Persalinan

Mekanisme Persalinan adalah proses keluarnya bayi dari uterus ke dunia luar pada saat persalinan.

Gerakan utama pada Mekanisme Persalinan :

1. Engagement

1) Diameter biparietal melewati PAP

2) Nullipara terjadi 2 minggu sebelum persalinan

3) Multipara terjadi permulaan persalinan

4) Kebanyakan kepala masuk PAP dengan sagitalis melintang pada PAP-Flexi Ringan.

2. Descent (Turunnya Kepala)

Turunnya presentasi sebabkan oleh 4 hal :

1) Tekanan cairan ketuban

2) Tekanan langsung oleh fundus uteri

3) Kontraksi diafragma dan otot perut (kala II)

4) Melurusnya badan janin akibat kontraksi uterus.

3. Synclitismus dan Asynclitismus

1) Synclitismus

(1) Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat antara symplusis dan promotorium.

(2) Os Parietal depan dan belakang sama tinggi.

1) Asynclitismus

Jika Sutura sagitalis agak ke depan mendekati symplusis atau agak kebelakang mendekati promotorium.

(1) Asynclitismus Posterior

Sutura sagitalis mendekati simplusis, Os parietal belakang lebih rendah dari Os parietal depan.

(2) Asynclitismus Anterior

Sutura sagitalis mendekati promotorium sehingga Os parietal depan > Os parietal belakang

4. Flexion

Majunya kepala ® mendapat tekanan dari servix, dinding panggul atau dasar panggul ® Flexi (dagu lebih mendekati dada). Keuntungan : Ukuran kepala yang melalui jalan lahir lebih kecil

(D. SOB = 9,5 cm) ® Outlet.

5. Internal Rotation

1) Bagian terrendah memutar ke depan ke bawah symphisis

2) Usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir (Bidang tengah dan PBP)

3) Terjadinya bersama dengan majunya kepala

4) Rotasi muka belakang secara lengkap terjadi setelah kepala di dasar

5) panggul.

6. Extension

1) Defleksi kepala

2) Karena sumbu PBP mengarah ke depan dan atas

3) Dua kekuatan kepala mendesak ke bawah tahanan dasar panggul menolak ke atas

4) Setelah sub occiput tertahan pada pinggir bawah symphisis sebagai Hypomoclion ® lahir lewat perinium = occiput, muka dagu.

7. External Rotation

1) Setelah kepala lahir ® kepala memutar kembali ke arah panggul anak untuk menghilangkan torsi leher akibat putaran paksi dalam

2) Ukuran bahu menempatkan pada ukuran muka belakang dari PBP.
Expulsi

1) Bahu depan di bawah symphisis ® sebagai Hypomoklion ® lahir ® bahu belakang, bahu depan ® badan seluruhnya.

( Rudianto ( 2008 ).Konsep Persalinan.WWW/http:google.com. net id )

2.4 Konsep Dasar Primigravida

2.4.1 Definisi

Adalah ibu yang baru pertama hamil dan belum mempunyai anak sama sekali ( Rustam , 1998 : 92 )

Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali. Wanita yang pertama kali hamil umurnya dibawah 20 tahun disebut pimigravida muda. Usia terbaik untuk seorang wanita hamil antara usia 20 tahun hingga 35 tahun. Sedangkan wanita yang pertama hamil pada usia diatas 35 tahun disebut primigravida tua. Primigravida muda termasuk didalam kehamilan risiko tinggi (KRT) dimana jiwa dan kesehatan ibu dan atau bayi dapat terancam. Risiko kematian maternal pada primigravida muda jarang dijumpai dari pada primigravida tua. Dikarenakan pada primigravida muda dianggap kekuatannya masih baik. Sedangkan pada primigravida tua risiko kehamilan meningkat bagi sang ibu (Manuaba, 2007).

2.5 Konsep dasar Inpartu

2.5.1 Definisi

Adalah pembukaan 1 sampai pembukaan lengkap saat kala 1

( Rustam, 1998 : 94 )

2.5.2 Tanda – Tanda Inpartu

1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur

2. Keluar lendir bercampur darah ( show ) yang lebih banyak karena robekan – robekan kecil pada serviks

3. Kadang – kadang ketuban pecah dengan sendirinya

4. Pada pemeriksaan dalam : servik mendatar dan pembukaan telah ada

2.5.3 Faktor Yang Mempengaruhi Inpartu

1. Kekuatan mendorong janin keluar

1) His

2) Kontraksi otot – otot dinding perut

3) Kontraksi diafragma

4) Ligmentous action terutama lig. Rotundum

2. Faktor janin

3. Faktor jalan lahir

2.6 Konsep Dasar Kala I

2.6.1 Definisi

Adalah dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase :

1. Fase Laten

1) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan servik secara bertahap

2) Berlangsung hingga servik membuka kurang dari 4 cm

3) Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam

2. Fase aktif

1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap ( kontraksi dianggap adekuat atau memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih )

2) Dari pembukaan 4 cm hingga pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata – rata 1 cm perjam ( nulipara atau primigravida ) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm ( multipara )

3) Terjadi penurunan bagian terbawah janin

4) Dibagi 3 subfase :

(1) Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm

(2) Periode dilitasi maksimal : selama 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat menjadi 9 cm

(3) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10 cm atau lengkap

BAB 3

KERANGKA KONSEP

2.7 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjeleskan keterkaitan antara variabel ( baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti ) dan akan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penemuan dengan teori ( Nursalam, 2008 ). Adapun kerangka konseptual dari peneliti ini adalah sebagai berikut :


Text Box: Faktor – Faktor Fisik Yang Mempengaruhi Rasa Nyeri Pada Persalinan 1. Intensitas dan lamanya kontraksi rahim 2. Besarnya pembukaan mulut rahim 3. Regangan jalan lahir bagian bawah 4. Umur 5. Paritas 6. Besarnya janin 7. Keadaan umum pasienText Box: Teknik relaksasi:  1. pernapasan dalam  2. pernapasan ringan  3. pernapasan  “Featherlight “ ( napas pendek )




Keterangan : : Diteliti

: Tidak diteliti

Gambar 2.3 Kerangka konsep hubungan relaksasi dengan penurunan rasa nyeri persalinan primigravida inpartu kala 1

Kontraksi uterus pada saat persalinan menimbulkan nyeri akibat terjadinya hipoksia atau anoksia dari otot – otot uterus, peregangan servik, penekanan pada ganglia saraf plexus fraken hauser yang berdekatan dengan servik dan vagina, penekanan pada tuba, ovarium, dan peritoneum, peregangan pada ligamentum penyangga uterus serta distensi otot – otot dasar panggul serta perineum. Nyeri yang terjadi dapat mempengaruhi kondisi ibu berupa kelelahan, rasa takut, khawatir, dan kekurangan cairan yang akhirnya dapat mempengaruhi proses persalinan dan mempunyai efek yang kurang baik terhadap janin. Dengan makin bertambahnya baik volume maupun frekuensi kontraksi uterus, nyeri yang dirasakan akan semakin tambah berat ( Harianto ( 2009 ). Nyeri Persalinan.WWW/http:google.com.net id ).Adapun teknik relaksasi sebagai berikut.

Macam – Macam Teknik Relaksasi ( Pernapasan )

  1. Pernapasan Dalam

Ketika menarik napas bagian paru – paru paling bawah terisi dengan udara

dan tulang rusuk terbawah mengembang keluar dan keatas. Ini terasa seperti akhir dari desah napas panjang dan diikuti dengan pelepasan secara perlahan.

2. Pernapasan Ringan

Ketika menarik napas bagian paru – paru atas terisi dengan udara, sehingga puncak dada dan bahu akan terangkat dan mengembang. Napas harus cepat dan pendek dengan bibir sedikit membuka. Tarik napas melalui tenggorokan. Setelah sepuluh kali tarikan napas lalu ambil napas panjang. Tingkat pernapasan ini digunakan pada kontraksi yang keras


  1. Pernapasan “ Featherlight “( Pernapasan Pendek )

Metode paling mudah dan bermanfaat adalah terengah – engah. Metode ini

mengambil napas pendek dan menyerupai seekor anjing menjulur – julurkan lidahnya. Anggap napas anjing berbunyi “ Ngap, Ngap, Lepaskan “. Anda akan diminta bernapas seperti ini pada tahap transisi untuk menghentikan mengejan sebelum servik membuka sepenuhnya. Ketika bernapas pendek dan cepat, diafragma berkontraksi dan mengendor secara cepat, ini mencegah untuk mengejan. Pernapasan jenis ini juga bermanfaat selama merasakan sakit akibat kontraksi yang tidak akan dirasakan setelah mengeluarkan napas. Agar tidak terlalu terengah – engah. Anda harus mempraktekkan metode ini sebanyak 10 – 15 kali dan kemudian menahan napas sampai lima hitungan ( Harianto ( 2009 ). Nyeri Persalinan.WWW/http:google.com.net id ).

2.8 Hipotesa

Hipotesa adalah suatu pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam penelitian ( Nursalam, 2008 : 56 )

H1 : Ada hubungan relaksasi dengan penurunan nyeri persalinan primigravida inpartu kala 1

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

Desain penelitian merupakan suatu yang penting bagi peneliti,karena pertama kali peneliti menentukan apakah akan melakukan intervensi dalam penelitian tersebut ( melakukan studi intervensional / eksperimental ) ataukah hanya melakukan pengamatan saja atau observasional ( Hidayat , 2007 : 55 )

Rancangan atau desain penelitian adalah suatu yang sangat penting dalam penelitian yang memungkinkan pemaksimalan control beberapa faktor yang mempengaruhi akurasi suatu hasil ( Nursalam , 2003 :79 )

Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasional yang dilakukan dengan cara cross sectional yaitu jenis penelitian yang menentukan waktu pengukuran/ observasi dan data variable independent dan dependen hanya satu kali pada satu saat ( Nursalam , 2008 :83 ).

3.2 Kerangka kerja

Kerangka kerja adalah pentahapan ( langkah – langkah dalam aktifitas ilmiah ) mulai dari penetapan populasi dan seterusnya yaitu kegiatan sejak awal penelitian akan di laksanakan ( Nursalam , 2003).



Pengumpulan data

Lembar Observasi


Gambar 3.1 Kerangka Kerja Hubungan Relaksasi dengan Penurunan Nyeri

Persalinan Primigravida Inpartu Kala 1

3.3 Sampling desain

3.3.1 Populasi penelitian

Populasi adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan ( Nursalam , 2003 : 08 ). Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh ibu inpartu kala 1 di R.S Elizabeth Kabupaten Situbondo dan populasi yang diambil mulai dari 5 bulan terakhir yaitu mulai bulan Januari 2010 sampai dengan bulan Agustus 2010

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari sesuatu yang akan di teliti atas sebagian jumlah dari Karakteristik / sifat yang di miliki populasi ( Hidayat ,2003 : 32 ). Pada penelitian ini sampelnya adalah sebagian ibu primigravida inpartu kala 1 yang memenuhi kriteria penelitian. Kriteria dalam penelitian ini adalah :

1. Ibu primigravida inpartu kala 1

2. Responden yang bersedia diteliti

3. Responden yang kooperatif

Besar sampel

Perhitungan besar sampel dilakukan dengan menggunakan rumus :

n = N

1 + N(d)²

Besar sampel :

3.3.2 Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi dari populasi untuk dapat mewakili populasi ( Nursalam, 2008 : 93 ). Teknik ini adalah suatu cara yang di tempuh dengan menggunakan non probability sampling tipe consecutive sampling yaitu pemilihan sample dengan pemiliha objek yang memenuhi criteria penelitian di masukkan dalam penelitian dalam kurun waktu tertentu,sehingga jumlan sample terpenuhi ( Nursalam ,2003 : 94 )

3.4 Identifikasi Variabel

Variable adalah sesuatu yang di gunakan cirri,sifat ukuran yang dimiliki yang didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu ( notoatmojo, 2002 : 70 ), variabel dalam penelitian ini adalah

1. Variabel independen

Adalah variabel yang menjadi sebab perubahan akan timbulnya variabel dependen ( terikat ). variabel ini juga di sebut sebagai variabel bebas ( Hidayat, 2007 : 78 ). Dalam penelitian ini variable independenya adalah relaksasi

2. Variabel Dependen

Adalah variabel yang di pengaruhi atau sebagai akibat dari variabel bebas ( Hidayat, 2007 : 78 ). Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah penurunan nyeri

3.5 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variable secara operasional berdasarkan karakteristikyang di amati,sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek/ fenomena ( Hidayat,2007 :35 )

Variabel

Definisi Operasional

Parameter

Instrumen

Skala

Skor

Variable independent

Relaksasi

Variable dependen

Penurunan nyeri persalinan

Metode pengendalian nyeri bukan farmakologi yang memberikan wanita masukan terbesar

suatu perasaan sakit dan emosi yang tidak menyenangkan yang dirasakan oleh ibu bersalin dalam bentuk ibu tidak nyeri ,nyeri ringan, nyeri sedang, nyeri berat, nyeri sangat berat

Teknik Relaksasi:

1. Pernapasan dalam

2. Pernapasan ringan

3. Pernapasan

Feather light

(napas pendek)

1. Tidak ada

nyeri

2. Nyeri

ringan :

Secara

objektif

klien dapat

berkomuni

kasi

dengan baik

dengan jelas,

tindakan

manual

dirasa sangat

membantu

3. Nyeri

sedang :

Secara

objektif

klien dapat

mengikuti

perintah

dengan

baik, reaksi

terhadap

tindakan,

dapat

mendeskrip

sikan

dan

menunjukan

lokasi nyeri

dengan jelas,

mendesis,

menyeringai.

4. Nyeri berat :

Skala objektif klien terkadang tidak mengikuti perintah tetapi masih responsive terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri tetapi tidak dapat mendiskripsikannya, tidak dapat diatur untuk alih posisi,nafas panjang, dan alih perhatian

5. Nyeri

sangat

berat ( panik

/ tidak

terkontrol)

Secara

objektif

klien tidak

dapat

berkomuni

kasi

dengan baik,

berteriak

histeris, tidak

dapat

mengikuti

perintah lagi,

menarik apa

saja

yang tergapai,

dan tidak

dapat

menunjukkan

lokasi nyeri

Lembar Observasi

Lembar Observasi

Nominal

Ordinal

0 = tidak

menggunakan teknik relaksasi

1 = tidak menggunakan teknik relaksasi

0 = tidak nyeri

1 – 3 = nyeri ringan

4 – 6 =nyeri sedang

7 – 9 = nyeri berat

10 = nyeri sangat berat

3.6 Pengumpulan dan analisa data.

3.6.1 Pengumpulan data

1. Proses Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapatkan rekomendasi Dari Ketua STIKES Dian Husada Mojokerto kemudian di serahkan ke bupati Situbondo melalui Baskebang, Litbang, Dinkes lalu mendapatkan surat ijin penelitian seterusnya diserahkan kepada Kepala R.S Elizabeth untuk dapat melakukan penelitian, kemudian peneliti melakukan pendekatan kepada responden untuk mendapat persetujuan dari responden sebagai sampel dari penelitian. Setelah memperoleh persetujuan dari responden, peneliti melakukan pengumpulan data dari responden

Teknik yang di gunakan untuk mendapatkan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan lembar observasi pada responden untuk memperoleh data

2. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang di gunakan untuk mengumpulkan data ( Hidayat, 2003 ).Instrumen yang di gunakan dalam peneliyian ini adalah lembar observasi yaitu cara mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan secara lansung kepada responden untu mencari perubahan atau hal- hal yang di teliti

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dimulai bulan Januari 2010 sampai dengan bulan September 2010 dilakukan di R.S Elizabeth Kabupaten Situbondo

4. Analisa Data

Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan cara pemberian kode, pemberian skor. Sebelum menggunakan teknik relaksasi diberi skor 0 dan yang sesudah menggunakan teknik relaksasi diberi skor 1. Pada penurunan nyeri, apabila tidak nyeri diberi skor 0, nyeri ringan diberi skor 1 - 3, nyeri sedang diberi nilai 4 - 6, dan jika nyeri berat diberi nilai 7 – 10, dan nyeri sangat berat diberi nilai 10.

Hasil prosentase dari pengolahan data, diinterpretasikan dengan menggunakan skala kuantitatif sebagai berikut :

100% : Seluruhnya

75 – 99% : Hampir seluruhnya

51 – 74% : Sebagian besar

50% : Setengahnya

25 – 49% : Hampir setengahnya

1 – 24% : Sebagian kecil

0% : Tidak satupun

Untuk menguji erat dan adanya hubungan relaksasi dengan penurunan nyeri persalinan, peneliti menggunakan uji Mann – Whitney dengan bantuan SPSS

3.7 Etika Penelitian

Penelitian yang menggunakan subjek, tidak boleh bertentangan dengan etika. Pada penelitian ini peneliti telah mengajukan permohonan untuk pihak terkait.

1. LembarPersetujuan ( inform consent )

Lembar persetujuan adalah bentuk persetujuan anatara peneliti dengan responden. Tujuan inform consent adalah agar subjek mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya

2. Anonimity ( tanpa nama )

Memberikan jaminan dalam memberika peneliti tidak mencantumkan nama responden pada alat ukur, hanaya menuliskan kode pada lembar pengempulan data atau hasil peneliti yang akan disajikan

3. Kerahasiaan ( convidentiality )

Semua informasi yang telah diberiakn dijamin kerahasiannya oleh peneliti hanya data kelompok yang akan dilaporkan padea hasil riset

( Hidayat, 2003 : 39 ).

3.8 Keterbatasan

1. Jumlah Sampel

Sampel yang digunakan sebagai subjek penelitian diperoleh dengan cara purposive sampling karena jumlah responden tidak dapat dipastikan dalam kurun waktu tertentu, sehingga peneliti harus menyediakan waktu sampai jumlah responden terpenuhi.

2. Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini belum di uji validitasnya, dan reliabilitasnya sehingga memungkinkan hasil penelitian kurang maksimal

3. Penelitian

Kurangnya pengetahuan dan pengalaman dari peneliti sehingga hasil diharapkan kurang sempurna dan kurang memuaskan


DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika

Henderson, Christine. 2006. Buku Ajar Konsep kebidanan. Jakarta : EGC

JNPK – KR. 2007. Asuhan Persalinan Normal.

Mande, Rosemary. 2004. Nyeri Persalinan. Jakarta : EGC

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Rose, Wendy. 2007. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta : Dian Rakyat

Simkin, Penny. 2005. Buku Saku Persalinan. Jakarta : EGC

Stoppard, Miriam. 2007. Panduan Mempersiapkan Kehamilan dan Kelahiran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Tamsuri, Anas.2007.Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri.Jakarta : EGC

Harianto ( 2009 ). Nyeri Persalinan.WWW/http:google.com.net id

Rudianto ( 2008 ).Konsep Persalinan.WWW/http:google.com. net id

DepKes ( 2006 ). Prevalensi Nyeri Persalinan di Indonesia.

WWW/http:google.com.net id

LB3KIA Jatim ( 2006 ).Prevalensi Nyeri Persalinan di Jatim.WWW/http:google.com.net id


DinKes ( 2008 ).Prevalensi Nyeri Persalinan di Situbondo.WWW/http:google.com.net id

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Lampiran 1

Kepada

Yth. Calon responden

Di Tempat

Kami adalah mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan, Akademi Kebidanan STIKES Dian Husada Mojokerto akan melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Relaksasi Dengan Penurunan Nyeri Persalinan Primigravida Inpartu Kala 1 di R.S Elizabeth Kabupaten Situbondo” ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir S1 Keperawatan STIKES Dian Husada Mojokerto.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini akan memberikan manfaat dan dampak positif dalam penelitian ini. Kami berharap ibu bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Pertisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat bebas untuk ikut atau tidak tanpa adanya sanksi apapun.

Atas kesediaan dan bantuan ibu, kami ucapkan terima kasih.

Situbondo…………………2010

Hormat Kami

ERVAN DARYANTO


PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN

Lampiran 2

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Inisial Responden :

Umur :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :

Menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES Dian Husada Mojokerto yang berjudul “Hubungan Relaksasi Dengan Penurunan Nyeri Persalinan Primigravida Inpartu Kala 1 di R.S Elizabeth Kabupaten Situbondo”.

Saya percaya bahwa Mahasiswa tersebut akan menjaga kerahasiaannya dan tidak merugikan keluarga saya.

Demikian surat pernyataan saya buat atas kemauan sendiri tanpa ada paksaan orang lain.

SITUBONDO……...............….2010

Responden

(………………………...)

Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI

Judul penelitian : Hubungan Relaksasi Dengan Penurunan Nyeri Persalinan

Primigravida Inpartu Kala 1

Petunjuk

  1. Isilah kode responden pada lembar yang sudah disediakan
  2. Isilah tabel yang sudah disediakan

No

kode Responden

Menggunakan Relaksasi / Tidak Menggunakan Teknik Relaksasi

Skala nyeri