Senin, 04 Oktober 2010

HUBUNGAN PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK

HUBUNGAN PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor utama yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Faktor- faktor yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM), antara lain adalah faktor kesehatan dan faktor gizi.

Sebagai usaha memenuhi peningkatan gizi tersebut pertama-tama anak sekolah perlu diberi pengetahuan tentang pemenuhan gizi yaitu manfaat makanan bagi tubuh, manfaat makan tercakup dalam tri guna makanan yang meliputi antara lain:

1) Memberi tenaga agar dapat belajar dengan baik dan melakukan aktivitas lain seperti olahraga, membuat kerajinan tangan dan praktek kerja secara optimal,

2) Membangun agar anak tumbuh serta lincah dan pintar, dan

3) Mengatur dan melindungi badan agar tidak mudah sakit. (Depkes RI Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat, 2001:1).

Pada usia sekolah banyak faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan mental dan jasmani. Salah satunya adalah masalah gizi, jalan untuk menempuh perbaikan gizi anak agar prestasi belajar tidak terganggu salah satunya yaitu dengan perbaikan pola makan dikeluarga.

1.2 Rumusan masalah

Anak sekolah sedang dalam masa pertumbuhan, sehingga keseimbangan gizinya harus diperhatikan. Kebiasaan jajan anak perlu mendapat perhatian, karena anak-anak cenderung menyukai makanan jajanan yang berharga murah dan miskin gizinya. Peran orang tua, terutama ibu untuk mengarahkan anak dalam pemilihan makanan jajanan cukup besar.

1.3 Tujuan penelitian

Umum : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tentang ada tidaknya hubungan pemenuhan gizi dengan prestasi belajar anak.

Khusus : memberikan pengetahuan atau gambaran kepada para orang tua dalam pemenuhan gizi anak untuk bisa lebih diperhatikan lagi.


1.4 Kegunaan penelitian

· Teoritis :

Dijelaskan, beberapa zat gizi berperan dalam kerja otak, seperti asam aspartat yang terdapat pada kacang, kentang, telur, gandum. Kolin yang terdapat pada telur, hati, kedelai. Asam glutamat terdapat pada terigu dan kentang. Fenilalanin terdapat pada kedelai, almond, telur dan daging. Triptofan terdapat pada telur, daging, susu skim, pisang, susu, keju, serta, zat gizi tirosin yang banyak terdapat pada susu, daging, ikan, dan kacang-kacangan.

"Otak memerlukan glukosa, asam amino, lemak, vitamin dan mineral, yang diperoleh dari makanan. Bila kekurangan atau kelebihan akan berdampak pada sistem saraf," kata Tinuk.

Dicontohkan, asam lemak esensial (omega oil) mempengaruhi fungsi otak berupa perilaku dan mood, kognitif, pergerakan, dan sensasi pada anak. Kekurangan asam lemak omega 3 menimbulkan masalah penglihatan, belajar, motivasi, serta motorik.
Kekurangan omega 6 berdampak pada produksi neurotransmiter dan kemampuan sel saraf menggunakan glukosa. Sedangkan kekurangan zat besi menimbulkan gangguan pada selaput otak yang menyebabkan pendengaran terganggu, bicara terlambat, perilaku anak berubah dan penglihatan terganggu. Tinuk menegaskan, kecukupan gizi hendaknya dimulai dari masa kehamilan (janin).

· Praktisi :

Gizi yang seimbang meningkatkan ketrampilan anak. Menjadikan anak menjadi anak yang sehat antara lain ditandai dengan aktif, ceria, memiliki selera makan yang baik serta bisa bermain den belajar. Tumbuh kembang anak menjadi lebih baik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar